Selasa, 24 Januari 2023

Warta

 



AKTIFITAS DIDALAM KARATON KASUNANAN SURAKARTA HADININGRAT



Khusus istilah Karaton di solo yang merupakan tempat kediaman ratu/raja, mememiliki beberapa arti. Pertama berarti kerajaan atau negara, kedua berarti pekarangan raja yang meliputi wilayah di dalam tembok yang mengelilingi halaman Baluwerti, ketiga pekarangan termasuk alun-alun. Karaton, merupakan bangunan yang unik karena ukurannya yang paling luas dibanding bangunan lainnya di lingkungan Karaton. Bangunannya bersifat khusus, monopoli raja. Maka dari itu misalnya, penguasa Kadipaten tidak diperkenankan duduk di dhampar (tempat duduk berbentuk segi empat tanpa sandaran dan tanganan serta khusus untuk raja pada waktu pertemuan-pertemuan resmi), tidak diizinkan memiliki alun-alun, Bale Witana, di samping tidak berhak memutuskan hukuman mati. Maka, alun-alun dan Sitihinggil hanyalah untuk nama-nama yang berhubungan dengan bangunan yang dimiliki Karaton. Paku Buwana adalah yang mendirikan Karaton Surakarta di tahun 1746, untuk mengganti Karaton Kartosura yang telah hancur karena serangan musuh, yang semula adalah pusat kerajaan Mataram. Setelah mendiami Karaton Surakarta selama 3 (tiga) tahun, ia wafat (1749) dan penggantinya memerintah sebagai raja Mataram sampai tahun 1755. Karaton Surakarta pernah berkedudukan sebagai pusat kerajaan Mataram selama 9 (sembilan) tahun, sebab kehadiran residen yang menetap di Surakarta sejak tahun 1755 membawa perkembangan baru pada istana yang bersifat tradisional (baca juga :http://pakoeboewono.blogspot.com/2012/04/perikehidupan-didalam-karaton-surakarta.html)

by KPP.A.Purbodiningrat,SE



SASTRA DAN BUDAYA

SERAT CEMPORET KARYA SINUHUN PAKOE BOEWONO IX

Dandang gulo 1. Songsoggora ( payung agung ) sebagai lambang keselamatan, bagaikan winidyan ( dikaruniai pengetahuan ) yang sesuai benar dengan apa yang diidam-idamkan, namun tetap ringa-ringa ( ragu-ragu ) sewaktu menggubah, karena tidak darbe ( memiliki ) kemampuan yang tinggi, sehingga terlebih dahulu harus angruruhi ( mencari ) kerisauan batin, dan jaga ( menjaga ) angkara murka, seraya mohon luwaring ( semoga terbebas dari ) kesedihan, agar jangan kongsi ( sampai ) bingung dalam menyusun jalannya cerita ini, dan demikianlah cerita ini ginupita ( digubah ) 2. Sesungguhnya buku cerita ini disusun atas kehendak Sri Baginda IX, yang bertahta di kerajaan besar Surakarta. Sri Baginda termasyhur di dunia karena kesaktiannya dan sebagai perujudan utama akan sifat-sifat utama, suci, berhati sabar, sentosa, pemurah serta tulus cintanya kepada rakyat, sehingga besar maupun kecil mereka semua mendoakan kesejahteraan kerajaan Sri Baginda. 3. Sebagai awal dari cerita ini akan diungkapkan sebuah kiasan yang indah yang dapat dijadikan teladan dalam melakukan segala hal, asal saja dicari yang rahayu untuk memperingatkan kekhilafan budi, agar segala sesuatu dapat berlangsung dengan mudah, Yang diungkapkansebagi suri teladan adalah cerita lama, bagian akhir dari Pustaka Rajaweda yakni tentang negara Purwacarita. 4. Negeri itu sangat sejahtera berkat wibawa raja, yang bergelar Sri Mahapunggung, yang kukuh berpegang pada darma dan peraturan serta ahli di bidang ilmu pengetahuan. Semula raja Suwelacala yang menjadi awal cerita, mempunyai enam orang anak laki-laki yang berimbang kesaktiaannya. 5. Yang sulung bernama Raden Jaka Panuhun, ia tertarik pada bidang pertanian. Oleh karena itu ia naik tahta dan memerintah segenap masyarakat tani di daerah Pagelan dan sekitanrnya, disanalah ia membangun sebuah kota sebagai pusat pemerintahan daerah Pagelen dan Kutaarja serta bergelar Sri Manuhun. 6. Anak yang kedua bernama Raden Jaka Sandanggarba, tertarik pada dunia perdagangan. Oleh karena itu layaklah kalau ia sangat tekun berusaha mengumpulkan modal, sehingga akhirnya menjadi raja saudagar, berpusat di Jepara dan bergelar Sri Sadana. 7. Anak yang ketiga bernama Raden Jaka Karungkala, kegemarannya menjelajahi hutan belantara berburu kijang, rusa, banteng, lembu dan memikat burung. Waktu tua menjadi raja di Kirata memimpin para pemburu, para penangkap binatang, para pemelihara ternak dan semua pedagang daging. 8. Dulu kotanya di Prambanan dan bergelar Sri Kala, juga terkenal dengan sebutan Kirataraja. Adiknya yakni Jaka Tunggumetung, kegemarannya mengarungi lautan mencari ikan atau menyadap enau di waktu siang, seraya membuat garam di waktu malam. 9. Oleh karena itulah dahulu ia merajai segenap nelayan, mengumpulkan dan memimpin para penyadap serta menguasai para pembuat garam. Dulu pusatnya di Pagebangan dan bergelar Sri Malaras, anak yang sumendi, yakni kakak si bungsu yang bernama Raden Jaka Petungtantara, karena gemar beroleh puji dan samadi serta mempelajari ilmu kependetaan dan kepujanggaan istana. 10. Jadilah ia raja para maharesi, segenap pendeta dan ajar, itulah yang ia kuasai, seraya menghimpun para penghulu serta brahmana dan mengatur kehidupan beragam di Medangkawit. Oleh karena itu ia bergelar Raja Resi Sri Madewa. Pertapaannya berpusat di Pamagetan, yang terletak di lereng Gunung Lawu, dibangun sebagai sebuah kerajaan yang sejahtera. 11. Adapun yang muda, lahir dari permaisuri bernama Jaka Kanduyu, kegemarannya berorganisasi, menghimpun dan mempersatukan rakyat kecil, sehingga setiap kali ada permusyawaratan selalu seia sekata dengan segenap sanak keluarga. Ia memang mahir membangkitkan semangat dan memikat hati, sehingga mempeperoleh kewibawaan. (untuk lebih jelasnya baca juga http://pakoeboewono.blogspot.com/2012/04/karya-pakoe-boewono-ix.html):

by KPP.A.Purbodiningrat,SE



KARATON SURAKARTA DAN ALAM GHAIB

Ajaran Tantra Bhairawa Hubungannya dengan Tantrayana

Tentang ajaran Bhairawa dalam hubungannya dengan Tantrayana ada tiga aliran yaitu: Bhairawa Hala Cakra merupakan pertemuan ajaran Buddha dengan ajaran Tantrayana. Bhairawa Heru Cakra merupakan ajaran yang muncul dari tradisi kepercayaan Indonesia bercampur dengan Hala Cakra. Bhairawa Bima Sakti adalah pertemuan antara ajaran Bhairawa dengan ajaran Siwa. Ajaran Tantra Bhairawa bisa dikatakan sebuah penyimpangan dari ajaran Tantrayana yang asli. Ritual PANCAMAKARA yang bersumber dari kitab Kali Mantra dan kitab Mahanirvana Tantra jelas disebutkan sebagai berikut : Kali Mantra: Sadayam bhaamsaca miinam ca mudraa naithuna se vaca, Ete Pamca Makaaraa syu Mokshadaah Kaluyuge “Mabuk, memakan daging, memakan ikan,melakukan sexualitas dan meditasi, akan menuntun kepada Moksha pada jaman Kaliyuga ini.” Maha Nirvana Tantra : “Pautvaa pitvaa punah pitvaa yaavat patati bhuutale, Punarutyaaya dyai potvaa punarjanma ga vidhate.” “Minum, teruslah minum hingga kamu terjerembab ke tanah. Lantas berdirilah kembali dan minum lagi hingga sesudah itu kamu akan terbebas dari punarjanma (kelahiran kembali) dan mencapai kesempurnaan. (Moksha).” Maksud dari ayat yang dipaparkan dalam Kitab Kali Mantra adalah, dengan ritual sebagaimana tersebut dibawah ini, maka akan dicapai Moksha pada jaman Kaliyuga yang tengah berlaku sekarang. Ritual tersebut adalah sebagai berikut : 1. MATSYA 2. MAMSA 3. MADA 4. MAITHUNA 5. MUDRA Yang dimaksudkan adalah : 1. MATSYA(ikan) artinya = JADILAH SEEKOR IKAN YANG MENYELAMI SUNGAI/LAUTAN KEHIDUPAN. JANGAN MALAH MENOLAK KEHIDUPAN DAN MENINGGALAN DUNIA. 2. MAMSA ( Daging ) artinya = WALAU MENYELAM DALAM KEDUNIAWIAN, TETAPLAH MENGAWASI LIARNYA DAGING-MU/EGOMU! 3.MADA ( Mabuk ) artinya = MINUM DAN REGUKLAH SPIRITUALITAS, WALAU HIDUP DIALAM MATERI. MINUMLAH SPIRITUALITAS ITU HINGGA KAMU MABUK DENGAN-NYA. 4. MAITHUNA (Sex) artinya = CAPAILAH ORGASME SPIRITUAL, SATUKAN SAKTI/KUNDALNI DENGAN ATMAMU! USAHAKANLAH BENAR-BENAR AKAN HAL INI! 5. MUDRA (Sama saja dengan MEDITASI ) artinya = CAPALAH PELEBURAN DENGAN ASAL USULMU. ITULAH KESEMPURNAAN! Sedangkan pengertian mabuk yang dipaparkan dalam Kitab Maha Nirvana Tantra diatas, sesungguhnya adalah MABUK SPIRITUALITAS. Inilah sesungguhnya maksud dari ajaran TANTRAYANA. TETAP MENIKMATI KEDUNIAWIAN NAMUN SPIRITUALITAS HARUS DIUTAMAKAN. Namun dalam ajaran Tantra Bhairawa, ritual-ritual yang dipaparkan diatas, benar-benar dijalankan apa adanya. (untuk lebih jelasnya baca juga di http://pakoeboewono.blogspot.com/2012/10/dunia-dan-alam-ghaibsaktiperjalanan_120.html)

by KPP.A.Purbodiningrat,SE

0 komentar:

Posting Komentar

Warta

  AKTIFITAS DIDALAM KARATON KASUNANAN SURAKARTA HADININGRAT Khusus istilah Karaton di solo yang merupakan tempat kediaman ratu/raja, mememil...